Setelah mengalami keterpurukan saat revolusi
Industri di Perancis, Asia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi di tengah
krisis perekonomian dunia saat ini secara perlahan. Potensi pertumbuhan ekonomi
di Asia tersebut diperkirakan akan semakin besar dalam beberapa tahun yang akan
datang, termasuk Indonesia. Beberapa hasil riset dan proyeksi berbagai lembaga
ekonomi terutama dari luar negeri seperti IMF, McKinsey, dll membicarakan hal
yang serupa.
"Ada tiga rezim yang menguasai perekonomian dunia saat ini, yaitu greater
China yang di dalamnya terdiri atas China, Taiwan, Hong Kong dan Makau. Kedua
adalah greater India yang terdiri dari India, Nepal, Pakistan dan Afganistan.
Sementara itu, untuk Asia Tenggara yang saat ini menjadi kawasan yang mampu
mempengaruhi ekonomi dunia, Indonesia menjadi satu-satunya yang memiliki
pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen. Dari sepuluh negara yang ada, sekarang
ini Indonesia menguasai 40 persen ekonomi Asia Tenggara. Jadi nantinya ada tiga
rezim, yaitu greater China, India dan Indonesia," kata beliau.
International Monetary Fund (IMF) yang menyebutkan bahwa sepanjang 2012-2017
Indonesia akan memiliki pertumbuhan ekonomi sebesar 15,5 persen. Pada tahun
2050 Indonesia akan menguasai 50 persen ekonomi dunia, sedangkan pada 2010
Indonesia sudah tercatat menguasai 27 persen ekonomi dunia. "Pada 2050,
Indonesia akan menjadi negara dengan ekonomi terbesar keempat setelah India,
China dan Amerika Serikat (AS)," kata Chairul sembari mengatakan, saat ini
lima besar ekonomi dunia ditempati AS, China, Jepang, India dan Jerman.
Chairul mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia
ditopang oleh besarnya jumlah masyarakat kelas menengah yang terus mengalami
peningkatan. Pada 2011 saja, kata dia, penduduk berpendapatan
USD3.600/kapita/tahun sudah mencapai 45 juta orang. "Dalam kurun beberapa
tahun ke depan, jika pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran 5-6
persen, maka jumlah kelas menengah akan menjadi 135 juta orang," katanya.
Disatu sisi kita harus bangga dengan prestasi besar ini, namun disisi lain
pemerintah harus melakukan antisipasi terhadap disparitas ekonomi di masyarakat
yang masih cenderung lebar. Jika masa kebangkitan Indonesia itu datang namun
tidak dibarengi persiapan yang matang, bisa jadi masyarakat kecil lah yang
sekali lagi akan menjadi korban kebengisan “hukum rimba”.
Disampaikan di Seminar Nasional – Kongres IKA ELITS 2012 (Hotel Sahid Jaya
Jakarta)